Dari manakah air yang membentuk lautan di Bumi itu berasal? Para ahli memiliki beberapa versi tentang hal itu. Salah satu versi yang cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan. Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar Matahari dapat kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di Bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu Bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di Bumi. Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian, masih merupakan perdebatan hangat hingga saat ini, kapan tepatnya kehidupan awal itu terjadi dan di bagian lautan yang mana? apakah di dasar laut ataukah di permukaan? Hasil penemuan geologis di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut.
teori lain:
Bumi terbentuk dengan sedikit sekali air, atau tanpa air sama sekali. Air di Bumi berasal dari komet yang terkenal punya es beku di kepalanya dan dari beberapa asteroid yang mengandung air (hydrous asteroids). Kuiper Belt di sebelah luar orbit Neptunus, atau Awan Oort di tepi Tata Surya terkenal sebagai rumah para komet dan benda angkasa lainnya yang mengandung air yang rajin mengunjungi Bumi pada saat2 awal pembentukannya.
Air dibawa ke Bumi diperkirakan 4 milyar tahun yang lalu melalui intense bombardment of the inner solar system. Semua planet dalam Tata surya mengalami bombardemen seru di periode ini. Antara lain, peristiwa yang di astronomi disebut lunar cataclysm, periode ketika Bulan begitu di-bombardemen sehingga permukaannya penuh impact craters seperti sekarang. Bumi menurut perhitungan punya rasio 13-500 kali untuk di-bombardemen daripada Bulan. Bumi juga punya critical mass yang lebih besar yang dapat menahan air (es sebenarnya) dari menguap. Bulan, karena gravitasinya lebih kecil, sebagian besar air bekunya menguap ke angkasa raya.
Komet2 ini juga mem-bombardemen planet2 raksasa gas macam Yupiter, Saturnus Uranus, dan Neptunus. Diperkirakan di planet2 ini air beku tadi mengalami semacam inkubasi dan kemudian berubah secara kimiawi menjadi kaya akan gas mulia (helium, neon, argon, krypton, xenon dan radon).
Dengan menggunakan spekstroskopi, para ahli fisika menemukan bahwa semua komet yang dapat diamati mengandung tanda2 air. Di Alam Semesta, air terbentuk ketika isotop hidrogen, deuterium, berikatan dengan ion oksigen, membentuk apa yang kita sebut heavy water. Air berat ini (10 % lebih berat dari air yang sehari2 kita kenal) terlihat dan terasa seperti air normal, tetapi punya titik didih lebih tinggi (101,4 C) dan titik beku lebih tinggi (3,8 C).
Es di dalam komet memerangkap gas2 mulia juga zat2 kimia lain semacam silikat, karbon, dan debu antarplanet. Satu molekul menarik yang terikat kepada komet adalah asam amino. Ini adalah building blocks of biogenic activity.
Komet2 ini berlomba mem-bombardemen Bumi dengan kecepatan 120.000 km per jam bagai peluru Jagat Raya, membom Bumi sekaligus memberikan "chemical gifts" berupa air dan unsur2 kehidupan di dalamnya yang dalam semilyar tahun berikutnya setelah Bumi mengalami diferensiasi magmatik hadiah kimiawi ini berubah menjadi lautan dengan tanda-tanda kehidupan mulai muncul di dalamnya.
Dalam pandangan ini, memang komet adalah agen "the miracle of seeding water and biological life on Earth".
0 komentar:
Posting Komentar